BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
IC atau
intergrated circuit adalah salah satu
komponen elektronika aktif yang merupakan gabungan dari ratusan bahkan ribuan
komponen elektronika seperti transistor,
resistor, dioda, dan juga kapasitor. Dalam komponnen ini tersimpan berbagai jenis
komponen tersebut dalam bentuk yang lebih compack. Dalam IC komponen – komponen
seperti tersebut diintegrasikan menjadi satu kesatuan rangkaian dalam kemasan
yang lebih kecil. Mayoritas IC dibuat dengan menggunakan bahan semi konduktor
berupa silikon. IC juga memiliki tipe dan fungsi masing- masing pada setiap
tipenya, pada makalah ini IC yang akan dibahas adalah IC timer 555 dan
penerapanya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu pengertian IC timer 555 dan kegunaanya?
2.
Apa fungsi masing – masing kaki pada IC timer 555?
3.
Bagaimana mode pengoperasian IC timer 555?
4.
Apa aplikasi dari rangkaian IC timer 555?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian IC timer 555 dan kegunaanya!
2.
Mengetahui fungsi masing- masing pin!
3.
Mengetahui model pengoperasian IC timer 555!
4.
Mengetahui pengaplikasian dari IC timer 555!
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian IC timer 555
IC pewaktu 555 adalah sebuah sirkuit terpadu yang digunakan untuk berbagai pewaktu
dan multivibrator IC timer 555 atau
sering disebut dengan IC 555 adalah salah satu IC yang sangat populer. Populer
disini karena banyak sekali kegunaan dari IC ini, dan banyak orang tertarik
menggunakannya dengan berbagai fungsi yang ada didalamnya. Bagi penggemar
elektronika pastinya sudah banyak tahu dan tidak asing lagi dengan IC yang satu
ini. IC ini pertama kali diperkenalkan oleh signetics corporation sebagai SE555/NE555 dan disebut “The IC Time Machine” yang merupakan mesin timer pertama dan
dikomersialkan. Sampai saat ini, sudah berpuluh-puluh tahun, IC ini masih tetap
populer walaupun sudah banyak variasinya. Ada yang membuat versi CMOS nya,
contohnya dari
Motorola MC1455 yang cukup populer juga karena sering digunakan. Seperti yang
kita ketahui bahwa rangkaian dengan transistor berteknologi CMOS sangat sedikit
dalam hal konsumsi daya, dengan kata lain tidak boros energy, selain itu CMOS
juga lebih cepat dalam hal switching dari high ke low dan juga
sebaliknya(responsenya cepat, secara logika rangkaian tidak ada time constant).
Selain NE555, saat ini banyak dipasaran adalah dari National yaitu LM555.
Adapun 556 yang merupakan versi dual dari 555. Kalau pada 555 terdapat 8-pin
dalam packagenya, 556 tampil dengan 14-pin. Akan tetapi IC556 ini tidak mudah
untuk didapatkan. Toko komponen elektronik berskala kecil biasanya tidak
menyimpan stok IC yang satu ini.
2.
Fungsi masing – masing kaki pada IC timer 555
Gambar 1. PIN IC 555
Berikut
ini adalah fungsi dari masing masing kakai dari IC 555
1.
Pin
1 : GROUND, Menghubungkan ke tegangan 0V.
2.
Pin
2 : TRIGGER, Mendeteksi 1/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk membuat output
menjadi berlogika HIGH. Pin 2 memiliki kontrol atas pin 6. Jika pin 2 berlogika
LOW, dan pin 6 LOW, keluaran akan tetap berlogika HIGH. Jika pin 6 berlogika
HIGH, dan pin 2 berlogika LOW, output akan berlogika LOW. Pada saat pin 2
berlogika LOW, pin ini memiliki impedansi yang sangat tinggi (sekitar 10 Mega
Ohm) dan akan memberi Trigger sekitar 1uA.
3.
Pin
3 : OUTPUT, (Pins 3 dan 7 dinamakan "in Phase") Berlogika HIGH
minimal sekitar 2 Volt dan berlogika LOW sekitar 0.5 Volt kurang dari 0 Volt.
Dan akan mengeluarkan arus sapai dengan 200 mA.
4.
Pin
4 : RESET, Pada Internal IC terhubung HIGH melalui 100 K Ohm. Harus diambil di
bawah 0.8 Volt untuk me-reset chip.
5.
Pin
5 : CONTROL, Sebuah tegangan diterapkan pada pin ini akan bervariasi waktu
jaringan RC (cukup jauh).
6.
Pin
6 : THRESHOLD, Mendeteksi 2/3 dari tegangan Sumber (Vcc) untuk membuat output
berlogika LOW apabila pin 2 berlogika HIGH. Pin ini memiliki impedansi yang
sangat tinggi (sekitar 10 Mega Ohm) dan akan memberi Trigger sekitar 1uA.
7.
Pin
7 : DISCHARGE, Akan berlogika LOW ketika pin 6 mendeteksi 2/3 tegangan Sumber
(Vcc) tapi pin 2 harus berlogika HIGH. Jika pin 2 Berlogika HIGH, pin 6
berlogika HIGH atau LOW, maka pin 7 tetap berlogika LOW. Akan berlogika HIGH
dan tetap berlogika HIGH pada saat pin 2 mendeteksi 1/3 tegangan Sumber (Vcc)
(bahkan sebagai pulsa LOW) ketika pin 6 berlogika LOW. (Pins 7 dan 3 dinamakan
"in Phase") Pin 7 adalah sama dengan pin 3 tapi pin 7 tidak berlogika
HIGH. Tapi ia akan berlogika LOW dan akan kehilangan arus sekitar 200 mA. Anda
dapat menghubungkan pin 7 ke pin 3 untuk mendapatkan kemampuan SINK sedikit
lebih baik dari IC.
8.
Pin
8 : VCC, Terhubung ke tegangan Sumber (Vcc) positif.
3.
Mode
Pengoperasian IC 555
a.
Mode Astabil
Rangkaian
IC 555 mode atsabil merupakan rangkaian pembangkit gelombang dengan output
gelombang persegi. Hal itu di sebabkan oleh output dari rangkaian tersebut
tidak pernah stabil atau selalau berubaha ubah. Dalam rentang waktu tertentu
HIGH dan dalam rentang watu tertentu LOW. Sehingga hasi yang di hasilkkan dari
keluaran berbantuk gelombang persegi. Dengan perhitungan nilaia frekuensi
sebagai berikut :
Dan untuk mengukur perbanadingan
antara HIGH dan LOW menggunakan rumus.
Jika Nilai D = 70%, maka persentase HIGH
dalam gelobang persegi tersebut adalah 70%.
b.
Mode
Monostabil
Rangkaian
IC 555 mode monostabil memiliki satu bentuk output yang stabil, sampai pemicu
di tekan.Rangkaian ini digunakan untuk menghidupkan mesin selama beberapa waktu
dan mematikannya secara otomatis. Atau mematikan mesin selama rentang waktu
tertentu kemudian menghidupkkanya secara otomatis. Dengan lama waktu tunggu :
Ketika pin 2 dalam keadaan LOW IC timer akan mendetaksi keadaan flip-flop,
kemudian mengubah output menjadi HIGH, begitu juga dengan pin 7. Ketika pin 7
dalam keadaan HIGH. Kapasitor akan terisi. Ketika tegangan dari kapasitor telah
mancapai 2/3 Vcc. Tegangan pada pin 6 akan terbaca 2/3 Vcc, pin 7 akan dalam
keadaan LOW sehingga akan terjadi pengosongan kapasitor. Hal ini menyebabkan
output kembali ke keadaan LOW. Karena pin 2 LOW dan pin 7 LOW.
Rangkaian monostabil IC timer 555 dipicu menggunakan
pulsa negatif sebagai masukkan pada pin 2, dan pulsa ini juga harus jauh lebih pendek
dari lebar pulsa output yang di inginkan. Setelah terjadi pemicuan rangkaian
monostabil membutuhkan delay untuk kembali mengosongkkan kapasitor untuk
digunakkan kembali.
c.
Mode
Bistabil
Rangakaian
bistable atau yang kadang disebut Schmitt Trigger , memiliki dua keadaan
stabil, HIGH dan LOW. Menggunakan input pemicu LOW untuk membuat output dari rangkaian
masuk ke keadaan HIGH. Menggunakan input reset LOW membuat output dari
rangkaian kembali ke keadaan LOW.
4.
Aplikasi dari IC timer 555
a. Clock
Generator
Clock
Generator sering disebut sebagai pembangkit pulsa (clock). Pembangkit
pulsa dalam pembuatan rangkaiannya sering digunakan rangkaian terpadu linear (IC:
Integrated Circuit) . IC linear yang sering digunakan secara umum biasanya
NE555 yang merupakan IC pewaktu (Timer).
Sebagai timer secara analogi
dapat juga digunakan sebagai Clock Generator atau pembangkit pulsa yang
pada umumnya dapat membangkitkan frekuensi atau waktu sesuai dengan yang
diperlukan. Untuk membangkitkan pulsa atau frekuensi sesuai yang diperlukan
tersebut, maka dalam setiap periodenya dapat dihitung dengan menggunakan
prinsip dasar rangkaian (gambar 1.1) dan persamaan (1.1) sampai dengan
persamaan (1.5).
Dari hitungan berdasarkan persamaan pada rangkaian prinsip dasar IC NE
555 sebagai Clock Generator atau pembangkit pulsa dengan frekuensi atau
waktu setiap periodenya tersebut di atas, maka komponen komponen sebagai
parameter penentu waktu dalam menentukan lebar pulsa digunakan 2 buah resistor
dan 1 buah kapasitor, yaitu RA, RB, dan C untuk
dioperasikan sebagai multivibrator
jenis monostabil atau astabil. Untuk memudahkan rangkaian
pembangkit pulsa maka IC timer NE555 dirangkai sebagai multivibrator monostabil (gambar
1.2) dan multivibrator
astabil (gambar 1.3) di atas dan di bawah ini.
Gambar
1.2 Multivibrator Monostabil IC
NE555 sebagi Clock Generator dari Rangkaian
Penghitung Digital TTL
Karena, rangkaian IC
NE 555 di atas menggunakan sistem multivibrator
astabil, dan jika ditentukan untuk RA=RB=20kΩ, dan C=50uF,
maka dengan persamaan di atas akan didapatkan besarnya frekuensi dari Clock Generator
NE555, yaitu sebesar
Dengan kata lain, waktu yag
dibutuhkan untuk membangkitkan pulsa clock selama 1 periode sebesar :
Besarnya
tegangan output (Uo) dari
pembangkit pulsa (Clock Generator) IC NE555 adalah tergantung tegangan supply dari catu daya IC tersebut.
Karena dipasang tegangan supply 5V
DC, maka tegangan output (Uo)
mendekati 5V dengan bentuk TTL. Dari hasil persamaan(1.1), (1.2),
(1.3) sampai dengan (1.5) di atas dapat dinyatakan dalam bentuk grafik seperti
berikut.
Gambar 1.4 Grafik Fungsi Rumus
Menentukan RA, RB dan C tehadap Frekuensi
Grafik
ini dimaksudkan untuk membantu dalam mempermudah perancangan frekuensi yang
akan dibangkitkan oleh clock generator
tersebut.
Pembangkit pulsa atau clock generator ini dapat digunakan untuk sumber clock dalam pembuatan counter naik dan turun (up-down-counter)
pada IC 74LS90, 74LS92, dan IC 74LS93, serta IC counter yang lain, yaitu dengan
cara yang hampir sama dengan yang dirangkai pada IC counter 74LS90. Untuk hal tersebut
dapat dilihat rangkaian lengkap clock
generator menggunakan IC NE555 sebagai sumber clock dari rangkaian counter.
Gambar 1.6 Aplikasi IC NE555 sebagai
Clock Generator
Rangkaian Alarm IC
555
Rangkaian alarm
IC 555 diatas pada dasarnya adalah rangkaian multivibrator astabil dengan
frekuensi kerja pada range frekuensi audio, dimana output multivibrator astabil
555 tersebut dihubungkan ke loud speaker untuk menghasilkan bunyi. Rangkaian
alarm diatas dilengkapi dengan jalur kontrol yang dapat digunakan untuk
mengontrol waktu aktif alarm IC 555 tersebut. Pada dasarnya jalur kontrol alarm
tersebut adalah pin RESET dari IC NE555, alarm akan aktif bila jalur kontrol
tersebut diberikan logika HIGH dan akan OFF bila jalur kontrol ini diberikan
logika LOW. Jalur kontrol alarm dengan IC NE555 diatas dipasnag sebuah resistor
Pull Down yang berfungsi untuk menjaga status pin reset IC NE555 selalu dalam
logika LOW pada saat jalur kontrol tidak terhubung atau mengambang.
Rangkaian alarm
dengan IC NE555 ini sangat aplikatif, dapat digunakan untuk memberikan
indikator berupa bunyi apabila jalur kontrol diberikan logika HIGH. Logika HIGH
untuk jaur kontrol ini dapat berupa sinyal output dari sebuah sensor atau limit
switch. Misalkan jalur kontrol ini dihubungkan dengan sensor gas maka alarm ini
akan aktif bila mendeteksi gas sesuai sensor yang digunakan, atau misalkan
dihubungkan dengan limit switch maka akan aktif bila limit switch tersebut ON
dan jalur kontrol mendapat logika HIGH. Apabila limit switch diletakan pada
pintu rumah maka alarm ini akan meberikan sinyal bunyi alarm bila pintu rumah
terbuka.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
IC timer 555 adalah suatu
komponen elektronika aktif yang berfungsi sebagai pewaktu karena periode yang
dihasilkan stabil.
2.
IC timer 555 memiliki 8 kaki
yang memiliki fungsi masing –masing, diantara ground, trigger, output, reset,
control, threshold, discharge, vcc.
3.
Mode pengoperasian ada tiga
yaitu : mode astabil, monostabil, bistabil.
4.
Pengoperasian IC timer 555 diantaranya clock
generator dan alarm IC 555.
Daftar
Pustaka
Marston, R.M. 1990. 110
Integrated Circuit Projects for the Home Constructor. USA: A. Newnes
TechnicalBook.
Susa’at, S. 1990.
OP Amp dan IC Linear. Malang: Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah PPPGT/VEDC Malang
Texas Instruments. 1985. The The Linear Circuits for Engineers, Second Edition. USA: Texas
Instruments.
Comments
Post a Comment